Terpuruknya Sepak Bola Wanita Indonesia Atas Kekalahan Telak di Awal Turnamen

Berita, Sepak Bola606 views

Sport – Tim Nasional Putri U-17 Indonesia harus hadapi terpuruknya sepak bola wanita Indonesia di laga perdana Grup A Piala Asia U-17 Wanita 2024. Bertanding di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Bali, Garuda Pertiwi takluk telak 1-6 dari Filipina pada Rabu (8/5/2024) malam WIB.

Kekalahan ini sontak menuai berbagai kritik, salah satunya dari mantan asisten pelatih Timnas Indonesia era Nilmaizar, Fabio Oliviera. Menurutnya, kekalahan ini tidak mengherankan karena sepak bola wanita di Indonesia tidak dikelola dengan baik.

“Kita semua tahu Piala Asia U-17 Putri ini adalah kesempatan baik untuk dapat tiket ke Piala Dunia U-17 Putri. Tapi, kita harus sadar juga bahwa membentuk tim putri kuat tanpa kompetisi hampir mustahil,” ujar Fabio Oliviera.

Minimnya Kompetisi Menjadi Biang Kerok

Salah satu indikasi utama kelemahan sepak bola wanita Indonesia adalah minimnya kompetisi resmi. Hal ini, menurut Fabio, menyulitkan untuk membentuk pemain yang matang secara teknik, fisik, dan mental.

“Kompetisi tidak ada, cari pemain dengan sistem seleksi daerah kurang efektif. Pelatih dari Jepang tidak bisa bahasa Inggris dan tidak bisa bahasa Indonesia,” pungkasnya.

Potensi Besar Tertutupi Kenyataan Pahit

Meskipun Indonesia memiliki pemain potensial seperti Claudia Scheunemann, Shafira Ika, dan Zahra Muzdalifah, sepak bola adalah olahraga tim.

Kemenangan diraih dengan kerja sama seluruh anggota tim.

Kekalahan di Piala Asia U-17 ini menjadi pelajaran berharga dan membuka mata tentang kekurangan dan kelebihan sepak bola wanita Indonesia.

Fabio pun berharap kekalahan ini menjadi bahan evaluasi bersama untuk memajukan sepak bola wanita di Indonesia.

Tantangan Berat Menanti di Depan Mata

Timnas Putri U-17 selanjutnya akan menghadapi Korea Selatan di laga kedua Grup A pada Kamis (9/5/2024). Pertandingan ini diprediksikan berat karena Korea Selatan memiliki pengalaman di ajang ini, dengan satu gelar juara, satu runner-up, satu juara ketiga, dan dua kali empat besar.

Kekalahan di laga perdana ini tentunya menjadi alarm bagi PSSI untuk segera berbenah. Minimnya kompetisi dan keterbatasan infrastruktur menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.

Sepak bola wanita Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang. Namun, tanpa dukungan yang memadai, potensi tersebut akan terkubur dalam kepahitan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *